Jumat, 05 April 2019

TERMINOLOGI FOOD PART 1 BEFORE MID TEST 29-03-2019

- CUCURU BAYAO 


Jajanan pasar jadi penganan khas yang selalu hadir di setiap upacara adat di Nusantara. Citarasa jajanan pasar pun beragam, dari yang asin hingga manis. Beberapa jajanan pasar malah menjadi menu wajib dalam acara-acara adat, seperti pernikahan.


Cucuru bayao ialah salah satunya. Kue khas Pangkep ini punya rasa yang amat manis dan selalu disajikan dalam pesta pernikahan. Dalam sebuah bosara, baki berkaki tinggi berisikan kue, cucuru bayao disajikan bersama barongko, taloba, biji nangka, kue pelita, dan sikaporo.

Dalam bahasa Makassar, 'cucuru' berarti kue, sedangkan 'bayao' artinya telur. Memang, kue ini berbahan dasar telur, gula pasir, dan kenari. Bentuknya bulat pipih dan berwarna kuning tua. Teksturnya lembut dengan rasa manis juga gurih khas aroma telur.

Cita rasa manis yang kental pada kue-kue yang disajikan di pesta pernikahan Bugis Makassar merupakan simbol harapan akan manisnya kehidupan yang akan diarungi kedua mempelai. Mitos lain, anak gadis yang mencicipi kue tradisional ini di upacara pernikahan dipercaya jodohnya aka segera tiba.

Karena menggunakan banyak sekali telur, warna kue ini berwarna pun menjadi keemasan (golden). Warna tersebut melambangkan kemuliaan, kemegahan, serta keangungan yang bermakna baik.
Tak hanya sarat makna, penyajian cucuru bayao juga unik. Setelah matang dikukus, kue yang tampilannya mirip talam ini harus direndam dulu dengan air gula hingga terserap habis. Barulah kue siap dinikmati.

Course: https://merahputih.com/post/read/cucuru-bayao-si-kue-manis-simbol-harapan-pengantin

-BURONCONG

Jelang malam, apalagi di musim hujan yang dingin, enaknya menghangatkan perut dengan penganan ringan. Salah satu yang bisa jadi pilihan adalah kue tradisional khas Makassar, buroncong.
Buroncong -juga disebut baroncong- serupa kue pancong di tanah Jawa. Terbuat dari campuran tepung terigu, santan, parutan kelapa muda, gula pasir dan garam. Dibakar dengan cetakan khusus di atas tungku kayu.

Bentuk buroncong cukup unik, mirip kue pukis. Menyerupai setengah lingkaran tapi agak lonjong. Penganan ini bercita rasa manis dengan sensasi renyah, yang berasal dari kelapa parut.
Buroncong sudah menjadi pilihan makanan ringan di Makassar sejak masa lampau. Biasanya kue ini mudah ditemukan dijajakan di pinggir-pinggir jalan dengan gerobak, terutama pada pagi atau petang hari. Sebiji berharga senilai Rp 1.000.

Belakangan ini buroncong juga terkena sentuhan inovasi. Pedangang menawarkan berbagai rasa alternatif, dengan menambahkan susu atau keju sebagai pengganti gula pasir.
Ada humor di masyarakat yang menyebut buroncong sebagai kue terberat di dunia. Kok bisa? Itu karena kue ini diangkat dari cetakan dengan alat khusus yang menyerupai gancu. Ya, gancu yang biasanya dipakai buruh kasar mengangkat barang-barang berat.

Buroncong dibuat dengan lebih dulu mencampurkan berbagai bahan menjadi adonan kental. Mula-mula terigu, kuning telur, air. Lalu gula dan garam serta parutan kelapa. Adonan tersebut yang dituangkan pada cetakan khusus dengan beberapa lubang setengah lingkaran.

Adonan dibiarkan matang hingga agak mengembang dan sedikit gosong, sebelum ditaburi gula pasir. Paling nikmat jika disajikan selagi hangat.

Course: https://m.merdeka.com/makassar/kuliner/ngemil-buroncong-kue-terberat-asal-makassar-161114c.html

-SOP SAUDARA


Sop Saudara adalah sebuah revolusi kuliner di Sulawesi Selatan. Cita rasa produk makanan berkuah isi daging sapi ini tak bisa dilepaskan dari sosok H. Dollahi, penemu resep dan peracik bumbu pertama dari Sop Saudara tersebut. Awalnya H. Dollahi hanya seorang pelayan dari H. Subair, penjual sop daging yang cukup laris di Makassar sekitar tahun 1950-an.

Selama tiga tahun H. Dollahi mengikut kepada H. Subair yang sama-sama warga Kampung Sanrangan Pangkep sebelum memutuskan untuk mengadu peruntungan sendiri dengan membuka warung makan. Pada Tahun 1957, H. Dollahi memperkenalkan Sop Saudara untuk pertama kalinya sebagai produk makanan berkuah (sop) yang memiliki cita rasa khas di bilangan Pasal Senggol Karebosi Makassar.

Penamaan Sop Saudara menurutnya, terinspirasi dari nama “Coto Paraikatte”. Paraikatte (sesama kita) bermakna sama dengan “Saudara”, dinamai demikian maksudnya agar semua orang yang makan di warung sop saudara akan merasa bersaudara dengan pemilik, pelayan dan sesama penikmat (pelanggan) sop saudara. Ada pula yang mengatakan bahwa penamaan Sop Saudara adalah penegasan identitas asal daerah. Sop Saudara dianggap kepanjangan dari Saya Orang Pangkep (SOP) Saudara.

Coto Paraikatte adalah nama warung bagi Coto Makassar. Baik Coto Makassar maupun Sop Saudara sama-sama berbahan baku daging sapi, hanya saja Sop Saudara menjadi khas dengan merica dan ketumbar sebagai cirinya, sedang Coto pada umumnya hanya dicirikan dari bumbu bawang merah dan bawang putihnya. Bedanya yang lain, Kalau Coto dimakan bersama ketupat sedang Sop Saudara dimakan bersama nasi dan ikan bakar bandeng.

Menurut H. Dollahi, saus kacang (cobe-cobe) dari ikan bakar bandeng sebenarnya akan mengganggu rasa khas Sop Saudara. “Kalau mau merasakan nikmatnya Sop Saudara, jangan makan bersama ikan bakar. Bukan tidak boleh dimakan bersama ikan bakar. Hanya saja cita rasa khas Sop Saudara akan berkurang”, ujarnya. Namun kini Sop Saudara menjadi menjadi media pasar bagi ikan bandeng, hasil perikanan yang banyak di Pangkep.

Selain piawai meracik resep dan bumbu bagi sop temuannya, H. Dollahi juga ternyata memiliki insting bisnis yang kuat. H. Dollahi sadar bahwa sop temuannya akan diminati banyak orang dan warungnya akan berkembang pesat, maka ia memanggil seluruh keluarganya dari Pangkep untuk membantunya. Sebanyak 14 karyawannya yang tak lain adalah keluarga sendiri adalah pewaris resep Sop Saudara yang kini juga mulai membuka usaha warung sop saudara sendiri dan meluaskan jaringannya di berbagai kota dan tempat. Itulah sebabnya dimana ada warung sop saudara, maka dapat dipastikan pemilik warung itu memiliki hubungan keluarga dan kekerabatan dengan H. Dollahi.
Melihat potensi kuliner Sop Saudara yang sudah menusantara, Pemerintah Kabupaten  Pangkep di masa pemerintahan Bupati Ir H Syafrudin Nur MSi melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata pada Tahun 2007 lalu menggelar Festival Sop Saudara sekaligus memfasilitasi terbentuknya Asosiasi Pengusaha Sop Saudara (APSOS). Ketika itu terpilih sebagai Ketua APSOS hingga kini adalah H. Syamsul Hamzah (Aji Ancu), sedang H. Dollahi sendiri sebagai Penasehat APSOS lebih memilih untuk tetap mengontrol rumah makan Sop Saudara miliknya di bilangan Jalan Andalas Makassar dan cabang-cabangnya.

Tak berhenti sampai disitu, Pada Tahun 2008 bertempat di Hotel Clarion Makassar, Sop Saudara dilaunching sebagai menu utama hotel berbintang Makassar dan Pada Tahun 2009, Sop Saudara mewakili Kuliner Indonesia dalam Festival Kuliner Internasional Tontong Fair di Denhaag, Belanda. Bagi Ketua APSOS H. Syamsul Hamzah, “Sop Saudara menghadirkan nilai dan suasana persaudaraan”, ujar pemilik RM. Sop Saudara di ujung Jalan Pettarani Makassar ini.

Kini Sop Saudara adalah juga identitas kuliner Sulawesi Selatan, sehingga jika anda mengunjungi Sulawesi Selatan tanpa menikmati citarasa asli Sop Saudara, rasanya kurang lengkaplah kunjungan itu.

Course: https://palontaraq.id/2017/02/10/inilah-sejarah-sop-saudara-itu/amp/


-PERKEDEL

Bulat bentuknya, lembut dikunyah, dan gurih rasanya. Itulah perkedel, salah satu makanan lezat yang sangat populer di Indonesia. Biasanya makanan ini disajikan sebagai lauk pendamping nasi.
Perkedel adalah jenis lauk yang dibuat dari bahan dasar kentang. Kentang tersebut direbus. Setelah itu diberi bumbu-bumu khusus, dibentuk bulat-bulat, dicelupkan ke dalam kocokan telur ayam dan lalu digoreng.

Selain dari kentang, ada juga yang terbuat dari ubi jalar, dan singkong rebus. Proses dan komposisinya sama. Hanya saja bahan dasarnya yang berbeda. Bahkan ada juga berbahan dasar tahu sehingga disebut perkedel tahu.

Namun tahu enggak, ternyata perdekel punya asal usul yang menarik. Makanan ini “awalnya berasal dari kuliner Prancis yang dikenal dengan nama fricandeau,” tulis Fadly Rahman, Rijsttafel: Budaya Kuliner di Indonesia Masa Kolonial 1870-1942 (2016).

Saat berada di bawah kendali Napoleon (1769–1821), Prancis menjadi negeri yang jaya dan hampir menguasai daratan Eropa. Salah satu wilayah yang berhasil ditaklukkan adalah Belanda. Di sana, Napolen mengangkat adiknya, Louis Napoleon sebagai pemimpin.

Pengaruh politik Prancis terhadap Belanda ini ternyata juga membawa dampak budaya kuliner. Yang awalnya bangsa Belanda tak mengenal frincandeau, lantaran pengaruh Prancis, mereka menjadi kenal.

Namun orang Belanda tak menyebutnyafrincandeau. Mereka menyebut makanan itu dengan nama Frikadel. Di Belanda, makanan ini memang sangat populer.

Ketika Negeri Kincir Angin itu melakukan kolonialisasi di semenanjung Nusantara,frikadel menjadi salah satu menu makanan yang diperkenalkan. Sejak itulah bangsa Indonesia mengenal frikadel.
Namun, mereka tak menyebutnya seperti itu. Mereka lebih suka menamai frikadel denganperkedel. Selain perbedaan penyebutan nama, bahan dasarnya ‘pun beda.

Kalau frikadel terbuat dari daging yang dicincang, perkedel dari bahan dasar kentang, singkong, dan  bahkan tahu. Perbedaan ini menunjukkan bahwa frikadelketika sampai ke Nusantara mengalami “akulturasi''

Bisa jadi hal tersebut terjadi lantaran orang Indonesia lebih menyukai sayuran daripada daging. Namun terlepas dari itu, yang jelasperkedel bukan makanan yang benar-benar asli budaya kuliner Indonesia.

Course: http://sejarahri.com/asal-usul-perkedel/

-NASU CEMBA

Dinamakan Nasu Cemba karena daun cemba yang dicampurkan dalam kuliner ini. Biasanya, daun Cemba tumbuh liar di Kota Massenrempulu yang artinya pinggiran gunung.

Nasu Cemba ini bisa ditemui di rumah makan Ade yang berlokasi di Kompleks Pasar Cakke, Kecamatan Anggeraja. Berjarak kurang lebih 25 kilometer dari Kota Kabupaten Enrekang.
Haji Dahera, (60), pemilik warung Ade, menceritakan sejarah Nasu Cemba. Menurutnya, kuliner tersebut warisan nenek moyang. Di setiap acara apapun misalnya pernikahan atau syukuran, tidak afdol rasanya kalau tak ada sajian Nasu Cemba.

Bahan dasarnya adalah daging yang masih melekat di tulang iga sapi. Selain lebih mudah digigit, rasanya lebih enak dibandingkan tulang lainnya..
Selain daun-daun cemba, bumbu-bumbu lain yang digunakan seperti batang serei, merica atau lada, ketumbar, kunyit, bawang merah dan bawang putih, jahe, lengkuas dan batte kaluku atau kelapa sangrai. Semua bumbu dihaluskan dan ditumis kecuali batte kaluku, lengkuas, serei hanya dimemarkan.

Sementara itu daging iganya dimasak di atas panci besar ukuran 60 liter selama satu setengah jam untuk mencapai keempukan daging yang pas. Selanjutnya di tengah-tengah proses itu, semua bumbu tumis termasuk batang serei yang dimemarkan kemudian tambahkan garam dan penyedap rasa. Menyusul 2 kilogram batte kaluku atau parutan kelapa sangrainya bersama daun cemba sebanyak setengah kilogram. Beberapa menit setelah semua bumbu dan dagingnya menyatu, aroma sedap mulai menyeruak dan anda pasti tidak sabar untuk segera mencicipinya. Biasanya, sehari 150 porsi Nasu Cemba disediakan.

"Daun cembanya itu yang membuat rasa asem-asemnya, batte kalukunya yang membuat rasa-rasa garing di lidah," kata Haji Dahera.
Ade Irawati, putri sulung Haji Dahera yang membantu pengelolaan warung ayahnya bersama empat karyawan itu menambahkan, teman dari nasu cemba ini adalah sambel ijo. Sambel ijo ini dari cabe rawit hijau, yang masih muda dihaluskan dan ditumis tampa tambahan garam dan penyedap rasa.
Haji Dahera sudah merintis warungnya bersama almarhumah istrinya, Hajjah Herniati sejak tahun 1980-an lalu dan bertahan hingga kini. Warung buka mulai pukul 06.00 wita dan tutup pukul 00.00 wita malam. Tapi kalau masih ada yang mengetuk warung hendak nikmati nasu cemba melewati waktu itu, kata Haji Dahera, tetap akan dilayani karena Haji Dahera tidur di warung miliknya itu.
"Per porsi nasu cemba itu isi satu daging tulang iga dinikmati bersama nasi putih harganya Rp 30 ribu," tutur Haji Dahera yang masih terlihat kuat meski usia sudah tergolong sepuh ini.

Course: https://m.merdeka.com/peristiwa/sedapnya-nasu-cemba-khas-enrekang-perpaduan-asam-gurih-yang-bikin-nagih.html

-AYAM TALIWANG


Lombok merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Barat yang juga dikenal sebagai pulau 1000 masjid. Kawasan ini mempunyai kuliner yang unik, salah satu yang paling tersohor adalah ayam Taliwang. Penganan bercitarasa pedas ini banyak diburu oleh pelancong yang datang. Tidak hanya lezat, ternyata masakan ini mempunyai asal-usul sebagai makanan ‘perdamaian’. Bagaimana ceritanya? Muncul Saat Perang antara Kerajaan Selaparang dengan Kerajaan Karangasem Bali

Dahulu pasukan Kerajaan Taliwang yang bertempat di Kota Mataram didatangkan ke Lombok untuk membantu Kerajaan Selaparang dalam perang melawan Kerajaan Karangasem. Orang-orang Taliwang ini mempunyai misi untuk melakukan pendekatan dengan Raja Karangasem agar pertempuran yang membawa banyak dampak buruk tersebut segera dihentikan. Masing-masing bagian mempunyai tugas sesuai keahliannya, misalnya juru masak yang bertugas untuk mengolah bahan-bahan sekitar menjadi penganan lezat.

Diracik dengan Bumbu dari Alam Sekitar Lokasi Peperangan
Rupanya salah satu resep juru masak dalam mengolah ayam kampung sesuai dengan selera masyarakat setempat. Ayam dibakar dengan berbagai rempah-rempah yang bisa didapatkan di sekitar kawasan itu, penganan ini sangat disukai oleh para penikmatinya yaitu pemimpin perang beserta prajuritnya. Kala itu olahan ayam biasanya hanya untuk upacara tertentu, merupakan hidangan mewah.

Pembauran antara Masyarakat Karang Taliwang dengan Masyarakat Sasak
Seiring berjalannya waktu, terjadi akulturasi antara masyarakat Karang Taliwang dengan penduduk Sasak, salah satunya dalam hal kuliner. Berlaku juga pada ayam Taliwang, pembuat pun melakukan penyesuaian dengan selera masyarakat Sasak yang menyukai masakan bercitarasa pedas. Oleh karena itu, kini olahan ayam bakar ini identik dengan rasa pedas nan sedap.

Course: https://travelingyuk.com/tempat-menginap-di-kuta-tawarkan-promo-paskah/190295/?utm_source=internal&utm_medium=idle&utm_campaign=30sec

-NASI JAGUNG 

Jika disebut satu per satu, mungkin akan membutuhkan waktu tidak sebentar untuk membahasa makanan khas Jawa, salah satunya adalah nasi jagung. Nasi yang juga dikenal dengan nama nasi ampok atau empok, ini seperti namanya, terbuat dari jagung.

Dalam Wikipedia dijelaskan bahwa jagung yang digunakan adalah jagung tua yang telah dipipil (dipisahkan dari tongkolnya) kemudian dikeringkan dan dihancurkan. Nasi jagung lebih umum dikonsumsi di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur, dan hal ini bukan tanpa alasan. Ada sejarah asal mula unik hingga muncul nasi jagung.

Pada zaman dulu, ketika paceklik atau masa sulit tanam, beras sulit didapatkan dan banyak orang tak bisa makan nasi, apalagi untuk orang-orang pedesaan yang tak mampu. Tanaman yang menghasilkan pada saat itu adalah jagung, yang tidak begitu memerlukan banyak perawatan dan air. Pada akhirnya orang secara kreatif memanfaatkan biji jagung menjadi makanan pengganti nasi. Begitu pula di pulau Madura dan Nusa Tenggara yang punya kondisi tanah kering, dibanding beras, produksi yang melimpah adalah jagung sehingga mereka berpikir untuk mengolah jagung menjadi makanan pokok pengganti nasi.

Tak heran jika nasi jagung memiliki harga yang murah di pasaran hingga kini karena dibanding beras, harga jual jagung memang lebih murah, terlebih lagi ternyata sebenarnya nasi jagung sengaja dibuat ketika masa kesulitan makan nasi. Terlepas dari kesan makanan orang miskin dan masa yang serba sulit, nasi jagung memiliki gizi yang tinggi, bahkan lebih tinggi dari nasi beras. Kandungan nutrisi nasi jagung tak bisa diabaikan manfaat sehatnya.

Hingga kini, nasi jagung masih terus dikonsumsi dan pemasakannya bisa dicampur dengan nasi beras dan bahkan sering membuat kangen banyak orang karena memberi kesan pedesaan yang alami dan nyaman. Nasi jagung juga bisa jadi pengganti nasi beras putih untuk pelaku diet sehat.

Wah, ternyata seperti itu asal mula sejarah nasi jagung yang seringkali dijual dengan dibungkus daun pisang. Bukan hanya enak, namun juga menyimpan cerita unik.

Course: https://www.fimela.com/lifestyle-relationship/read/3873075/sejarah-nasi-jagung-makanan-pengganti-nasi-zaman-dulu

-NASI GANDUL


Nasi gandul adalah menu khas kuliner dari wilayah Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Mengapa disebut nasi gandul? Ada cerita tersendiri dari para penerus atau pedagang nasi gandul di Pati.

Kalau sedang berkunjung atau melintasi Kabupaten Pati, tak ada salahnya untuk singgah sejenak berwisata kuliner khas di wilayah itu. Salah satunya adalah nasi gandul. Nasi gandul ini resepnya dipercaya telah ada sejak jaman dahulu.

Di Pati ada banyak penjual atau warung yang menyediakan menu nasi gandul. Namun yang dipercaya tempat yang paling asli nasi gandul itu berada di Desa Gajahmati Kecamatan Kota Pati.

Kabupaten Pati sendiri berada sekitar 2 jam perjalanan dari Semarang. Warga percaya, resep nasi gandul tidak sembarang orang bisa mengolahnya. Sebab, resep asli dari nasi gandul kebanyakan merupakan warisan turun temurun dari orang tua atau pendahulunya. Sebagian besar orang berjualan nasi gandul juga merupakan generasi penerus sebelumnya.

"Warga Pati percaya, resep pertama nasi gandul itu muncul dari sini, di Desa Gajahmati. Makanya, mayoritas warung nasi gandul pasti membubuhkan nama Desa Gajahmati, karena memang yang asli ya disini," ujar Meled, pemilik warung nasi gandul Pak Meled di jalan Panunggulan, Desa Gajahmati, Kecamatan Kota Pati.

Nasi gandul merupakan makanan berkuah yang warnanya merah kecoklatan. Saat disajikan, pembeli akan diminta untuk memilih daging jenis apa yang akan digunakan untuk pelengkap. Mulai dari jeroan sapi, daging hingga lidah sapi menjadi menu pelengkapnya.

Kepada detikcom, ia menceritakan menu rahasia dari kelezatan nasi gandul. Sekilas, rasa dari nasi gandul semacam perpaduan antara soto, rawon,dan gulai, namun dengan cita rasa yang lebih kuat dan khas.

"Resepnya ya, semua bumbu dapur apapun itu masuk semua, kecuali kunir (kunyit). Kalau pembagian takarannya ya saya gak bisa jelaskan, karena pakai ilmu kira-kira. Ini kan masakan sudah turun temurun," tuturnya.

Meled mengaku warung nasi gandul miliknya tersebut awalnya dijalankan oleh orang tuanya sejak tahun 1955. Diawali dengan berjualan secara keliling kampung hingga akhirnya diwariskan kepadanya dan memiliki tempat menetap untuk berjualan.

"Dulu kan jualan pakai dunak (bakul besar dari anyaman bambu). Sambil berkeliling desa, pas dipikul nasinya gondal-gandul. Sampailah saat itu ada sosok yang sudah dituakan di Pati yaitu Mbah Rono, menyebut nasi yang gondal-gandul saat dijual itu dinamakan nasi gandul," paparnya.

Kata gandul, merupakan bahasa jawa yang jika diartikan bermakna menggantung. Istilah itulah yang menjadi ciri khas para penjual nasi gandul waktu itu masih menggunakan pikulan untuk berjualan meski sudah memiliki warung tetap.

"Ya ciri khasnya ini, ada pikulan, nasinya tetap digandul pakai dunak ini. kalau gak digandul ya bukan nasi gandul," kata Meled.

Selain cita rasanya yang unik, nasi gandul juga memiliki sederet keunikan lainnya. Lauk tempe yang disajikan untuk pendamping nasi gandul memiliki ciri yang berbeda dengan penyajian tempe lainnya.

Saat digigit, tempe dan nasi gandul ini bertekstur lebih keras jika dibanding tempe pada umumnya. Namun, saat dikunyah menjadi pecah dan mudah untuk dicerna.

Disamping itu, penyajian nasi gandul selalu menggunakan selembar daun pisang. Fungsinya untuk menetralisir panas dari masakan agar lebih nikmat saat disajikan.

"Cara goreng tempe kita berbeda, makanya pas matang dia keras, tapi pas dikunyah enak dimulut. Kalau soal daun pisang itu biar panasnya pas, kuas yang diambil dari kuali pasti panas, nah fungsinya biar nasi ini gak terlalu panas juga biar gak cepat dingin," tuturnya.

Kalau anda tengah berliburan di kawasan Pantura, wilayah Pati atau melintas, jangan lewatkan untuk menikmati nasi gandul.

Course: https://m.detik.com/news/berita-jawa-tengah/d-3732459/mengapa-kuliner-khas-dari-pati-ini-disebut-nasi-gandul

-SUSHI 



Sushi  adalah makanan Jepang yang terdiri dari nasi yang dibentuk bersama lauk (neta) berupa makanan laut, daging, sayuranmentah atau sudah dimasak. Nasi sushi mempunyai rasa masam yang lembut karena dibumbui campuran cuka beras, garam, dan gula. Asal-usul kata sushi adalah kata sifat untuk rasa masam yang ditulis dengan huruf kanji sushi. Penulisan sushi menggunakan huruf kanji 寿司 yang dimulai pada zaman Edo periode pertengahan merupakan cara penulisan ateji (menulis dengan huruf kanji lain yang berbunyi yang sama).


Pada awalnya, sushi yang ditulis dengan huruf kanji merupakan istilah untuk salah satu jenis pengawetan ikan disebut gyoshō  yang membaluri ikan dengan garam dapur, bubuk ragi atau ampas sake. Konon kebiasaan mengawetkan ikan dengan menggunakan beras dan cuka berasal dari daerah pegunungan di Asia Tenggara . Istilah sushi berasal dari bentuk tata bahasa kuno yang tidak lagi dipergunakan dalam konteks lain; secara harfiah, “sushi” berarti “itu (berasa) masam”, suatu gambaran mengenai proses fermentasi dalam sejarah akar katanya. Dasar ilmiah di balik proses fermentasi ikan yang dikemas di dalam nasi ialah bahwa cuka yang dihasilkan dari fermentasi nasi menguraikan asam amino dari daging ikan. Hasilnya ialah salah satu dari lima rasa dasar, yang disebut umami dalam bahasa Jepang.

Sampai tahun 1970-an sushi masih merupakan makanan mewah. Rakyat biasa di Jepang hanya makan sushi untuk merayakan acara-acara khusus, dan terbatas pada sushi pesan-antar. Dalam manga, sering digambarkan pegawai kantor yang pulang tengah malam ke rumah dalam keadaan mabuk. Oleh-oleh yang dibawa untuk menyogok istri yang menunggu di rumah adalah sushi.

Walaupun rumah makan kaitenzushi yang pertama sudah dibuka tahun 1958 di Osaka, penyebarannya ke daerah-daerah lain di Jepang memakan waktu lama. Makan sushi sebagai acara seluruh anggota keluarga terwujud di tahun 1980-an sejalan dengan makin meluasnya kaitenzushi.
Keberhasilan kaitenzushi mendorong perusahaan makanan untuk memperkenalkan berbagai macam bumbu sushi instan yang memudahkan ibu rumah tangga membuat sushi di rumah. chirashizushi atau temakizushi dapat dibuat dengan bumbu instan ditambah nasi, makanan laut, tamagoyaki dan nori.

Course: https://hms270novita.wordpress.com/home/sejarah-sushi/

-PANGSIT 


Pangsit merupakan makanan berupa daging cincang yang dibungkus dengan lembaran kulit yang terbuat dari tepung terigu. Pangsit umumnya dihidangkan di dalam sup, atau digoreng hingga menyerupai kerupuk.


Di Indonesia, isi pangsit berasal dari daging udang atau campuran daging ayam dan udang. Campuran daging tersebut kemudian ditambahkan beberapa bumbu pelezat seperti jahe, bawang bombay, atau bawang putih cincang.

Berkat rasa gurihnya yang khas, pangsit menjadi salah satu hidangan lezat yang digemari oleh berbagai kalangan di dunia. Beberapa negara bahkan memiliki olahan pangsit tersendiri seperti Jepang dengan gyozanya.

Lantas, dari manakah asal usul pangsit yang sebenarnya?
Menurut beberapa sumber, asal mula pangsit tidak terlepas dari makanan jiaozi yang berasal dari Dinasti Tang (618-906). Berdasarkan penelitian, beberapa makam peninggalan Dinasti Tang di wilayah Distrik Turfan, Xinjiang, ditemukan mangkuk kayu lengkap dengan beberapa potong pangsit yang identik dengan bentuk pangsit masa kini.

Sementara itu, pangsit sendiri dipercaya berasal dari kata filsafat kuno "Hundun" yang berarti "kekacauan". Dalam proses pengolahannya, jiaozi direbus dan dimakan dengan kuah kaldu atau dengan sup.

Namun seiring berjalannya waktu, sup tradisional mulai menghilang pada pertengahan abad ke-6. Sebagai gantinya, jiaozi pun diolah dengan menambah lebih banyak isian yang menggugah selera.
Dari sinilah asal mula lahirnya pangsit khas Tiongkok yang sangat digemari banyak orang hingga saat ini.

Course: https://lifestyle.okezone.com/read/2017/04/13/298/1666511/food-story-pangsit-banyak-ditemukan-pada-pemakaman-dinasti-tang


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

DAILY REPORT 14-11-2019

14-11-2019 LAST DAY PRACTICE ( A LA CARTE 2) Hello guys welcome back to my blog, today i am back to tell you what we are doing in kit...